Rabu, 24 Februari 2010

Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan BBLR di RSU dr.Slamet Garut tahun 2009

BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1.            Latar Belakang
Angka Kematian Bayi menggambarkan tingkat permasalahan anak dan faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi , sanitasi penyakit infeksi dan kecelakaan. AKB di Indonesia tahun 2007 sejumlah 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian bayi di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 sejumlah  4.272 (Profil Dinkes Jabar 2007 ).                                                   
Di Kabupaten Garut Angka Kematian Bayi masih tinggi tahun 2007 AKB sejumlah 312 kasus dari 35.629 kelahiran. Sedangkan tahun 2008 AKB sejumlah 354 kasus terjadi peningkatan yang begitu mengkhawatirkan dan perlu penanganan yang serius dari semua pihak   ( Profil Dinkes Garut 2007 ).
Penyebab  kematian  bayi  terbanyak  adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 – 14% yaitu sekitar 459.200 – 900.000 bayi ( Depkes RI, 2005 ).
Berdasarkan hasil survei pada bulan Februari 2010 di RSU dr.slamet Garut diperoleh data jumlah ibu bersalin  sebanyak 3742 orang sedangkan yang ibu bersalin yang melahirkan BBLR adalah 968 orang, dengan BBLR yang meninggal sebanyak 229 bayi, dan jumlah BBLR yang hidup yaitu 739 bayi ( RSU dr. Slamet, 2009 )
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada ibu tentang Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSU dr.Slamet Garut tahun 2009.
1.2.           Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSU dr.Slamet Garut tahun 2009?
1.3.          Tujuan penelitian
1.3.1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSU dr. Slamet Garut tahun 2009.
1.3.2.      Tujuan khusus
1.3.2.1.                        Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah berdasarkan umur ibu di RSU dr. Slamet Garut Tahun 2009.
1.3.2.2.                        Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah berdasarkan paritas ibu  di RSU dr. Slamet Garut Tahun 2009.
1.3.2.3.                        Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah berdasarkan usia kehamilan di RSU dr. Slamet Garut Tahun 2009.
1.3.2.4.                        Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah berdasarkan riwayat BBLR sebelumnya di RSU dr.Slamet Garut Tahun 2009.
1.4.            Manfaat Penelitian
1.4.1.      Bagi peneliti
            Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi Baru Lahir Rendah serta sebagai penerapan ilmu yang telah di dapat selama mengikuti perkuliahan.
1.4.2.      Bagi institusi  pendididkan STIKes Karsa Husada Garut
            Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah wawasan mahasiswa Program Studi Kebidanan STIKes Karsa Husada Garut.


1.4.3.      Bagi RSU dr. Slamet Garut
            Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dalam melakukan asuhan pada BBLR berdasarkan karakteristik ibu.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 

2.1  Tinjauan teoritis
2.1.1        Karakteristik Ibu
Karakteristik adalah merupakan sebuah ciri khas yang dimiliki oleh seseorang dan ciri – ciri khusus atau seseorang yang memiliki sifat khusus dan perwatakan khusus
1.      Umur    
Umur atau usia adalah lama waktu hidup seseorang atau adanya seseorang ( sejak lahir / diadakan umur atau usia  ).
umur atau usia berkaitan dengan kedewasaan psikologis yaitu semakin lanjut usia seseorang semakin mampu menunjukan kemtangan jiwa, semakin mampu berfikir rasional dan mengendalikan emosi, semakin toleransi pad prilaku yang berbeda dari pandangan dan prilaku sendiri.
Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal  ini sesuai dengan pendapat Harlock (2002) yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang.



2.      Paritas
Paritas berasal dari kata parity yaitu keadaan wanita berkaitsn dengan jumlah anak yang dilahirkan.
Klasifikasi paritas dapat dibagi menjadi :
a.       Primipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi untuk pertama kali.
b.      Multipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi variabel lebih dari dua kali.
c.       Grandemultipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi variabel lebih dari empat kali.
Kehamilan yang optimal adalah kehamilan anak ke 2 – 4. Kehamilan pertama dan setelah ke empat mempunyai resiko yang meningkat. Paritas juga mempengaruhi terhadap perawatan bayi, semakin tinggi paritas ibu semakin mampu dalam perawatan bayi. Wanita dengan paritas tinggi ( grandemultipara ) mempunyai kemampuan perawatan bayi 3 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang paritas rendah.
Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan grandemultipara ( ≥5 ) mempunyai risiko yang lebih tinggi.

3.      Usia kehamilan
Lamanya ibu dinyatakan hamil sampai melahirkan.
Klasifikasi Usia Kehamilan dapat dibagi menjadi :
a.       Prematur
Persalinan kurang bulan 28 – 37 minggu 1000 – 2500 gram
b.      Matur
Persalinan cukup bulan 37 – 42 minggu >2500 gram
c.       Postmatur
Persalinan lewat bulan >42 minggu
( sastrawanta, sulaiman 2004 : 1)
4.      Riwayat BBLR sebelumnya
Kejadian melahirkan BBLR sebelum kelahiran sekarang

2.1.2        Persalinan
2.1.2.1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157).




2.1.2.2   Tahap Persalinan
Pembagian tahap persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
1.      Kala  I
Kala I adalah kala pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
Proses pembukaan serviks sebagai his dibagi dalam 2 fase :
a.    Fase Laten, berlangsung selama 8 jam.  Pembukaan sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b.    Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
1)        Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
2)        Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3)        Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primi maupun multigravida, tapi pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek (Wiknjosastro, 1999 : 182).
2.      KALA II
Kala II adalah kala pengeluaran janin yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 1,5 – 2 jam pada primigravida dan 0,5 – 1 jam pada multigravida  (Wiknjosastro, Hanifa 1999 ; 182).
Kala II  adalah dimulainya dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.  Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi  (Wiknjosastro,  2000 ; 100).
Gejala utama Kala II :
a.         His semakin kuat, dengan internal 2 – 3 menit dengan durasi 50 – 100 detik.
b.        Menjelang Kala II ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
c.         Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap dan di ikuti keinginan mengejan karena tertekannya pleksus franken houser.
d.        Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi :
Ø        Kepala membuka pintu
Ø        Sub occiput sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka dan seluruh kepala janin.
e.         Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
f.          Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di tolong dengan jalan :
1)        Kepala dipegang pada os occiput dan dibawahi dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
2)        Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
3)        Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
3.      KALA III
Kala III adalah Kala Uri yaitu dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak boleh lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan tanda-tanda dibawah ini:
a.         Uterus menjadi bundar.
b.        Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
c.         Tali pusat bertambah panjang.
d.        Terjadi pendarahan kira-kira 100-200 cc.
4.      KALA IV
Kala IV adalah dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.  Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu.  Pemantauan ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran placenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.  Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.
Pemantauan pada Kala IV :
a.       Periksa fundus :
-         Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan.
-         Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
-         Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi.
b.      Periksa kelengkapan placenta untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa dalam uterus.
c.       Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan.
d.      Memperkirakan pengeluaran darah.
e.       Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus, jika uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
f.        Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh.
g.       Periksa kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil pantau ibu lebih sering.
h.       Periksa kondisi bayi baru lahir :
-         Apakah bayi bernafas dengan baik.
-         Apakah bayi kering dan hangat.
-         Apakah bayi siap disusui / pemberian ASI memuaskan.
(Wiknjosastro, 2000 ; 119).

2.1.2.4  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1.      Power
Power adalah kekuatan-kekuatan yang ada pada Ibu seperti kekuatan His dan mengejan yang dapat menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin keluar.  His yang normal mulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri dimana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh, hingga tekanan dalam ruang amnion, kembali ke asalnya. (hanifa, 2000 : 587).
2.      Passage
Passage adalah keadaan jalan lahir, jalan lahir mempunyai kedudukan penting dalam proses persalinan untuk mencapai kelahiran bayi.  Dengan demikian evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah persalinan dapat berlangsung pervaginam atau sectio sesaria.  Pada jalan lahir tulang dengan panggul ukuran normal apapun jenis pokoknya kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran, akan tetapi karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal-hal lain.  Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil daripada standar normal, sehingga biasa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam (Wiknyosastro, 1999 : 637-639).
Pada jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah rahim, servik uteri dan vagina.  Disamping itu otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada persalinan (Rustam Mochtar, 1998 ; 82).
3.      Passanger
Passanger adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal.
Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian (Rustam Mochtar, 1998 ; 65).
4.      Psikis
Psikis adalah kejiwaan Ibu, ada keterkaitan antar faktor-faktor somatic (jasmaniah) dengan faktor-faktor psikis, dengan demikian segenap perkembangan emosional dimasa dari wanita yang bersangkutan ikut berperan dalam kegiatan mempengaruhi mudah sukarnya proses kelahiran bayinya. (Rustam Mochtar, 1998).
Pada proses melahirkan bayi, pengaruh-pengaruh psikis bisa menghambat dan memperlambat proses kelahiran, atau bisa juga mempercepat kelahiran.  Maka fungsi biologis dari  reproduksi itu amat dipengaruhi oleh kehidupan psikis dan kehidupan emosional wanita yang bersangkutan.  Untuk memperjelas proses periode terakhir masa kehamilan yaitu melahirkan sebagai berikut :
Fenomena fisiologis pada kelahiran bayi yang normal ditandai 3 tahap :
1)        Proses melebar atau mengembang.
2)        Proses melontarkan atau melahirkan.
3)        Proses post natal.
Proses mengembang atau melebarnya saluran vagina dan ujung uterus pada tahap pertama berlangsung beberapa hari, disertai kontraksi-kontraksi lemah dari otot uterus, disertai rasa sakit sedikit-sedikit yang berlangsung berkepanjangan.  Selama fase pelontaran bayi keluar, kontraksi-kontraksi pada uterus berlangsung terus.  Hal ini diakibatkan oleh karena otot-otot pada ujung uterus yang bergerak memanjang (longitudinal) disertai otot-otot yang bergerak secara sirkuler/melingkar berbatasan dengannya, kontraksi sirkuler tersebut bergerak semakin ke atas, diikuti kesakitan-kesakitan dan rasa nyeri yang semakin menghebat.  Bagian bawah uterus dan vagina kini menjadi sebuah kantong yang lembut dan longgar melalui mana kepala bayi akan muncul keluar melalui vagina.  Keluarnya bayi ini sebagian disebabkan oleh kekuatan-kekuatan kontraksi otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan-tekanan dari perut.
Fungsi otot-otot uterus, kontraksi-kontraksi dan pelontaran bayi itu sangat bergantung pada rangsangan-rangsangan saraf dan rangsangan saraf ini bersumber pada satu tiga sistem yaitu :
a.         Sistem saraf simpetetis yang menghambat pelontaran janin.
b.        Sistem saraf para simpatis yang melancarkan pelontaran janin.
c.         Saraf lokal dari ganglia yang ada dalam otot-otot uterus dan ikut membantu kontraksi-kontraksi pelontaran.
Proses kelahiran bayi normal bergantung pada interaksi harmonis dari macam-macam otot dan rangsangan saraf nadi, ini sangat bergantung pada pengaruh-pengaruh eksterm terutama pengaruh emosi wanita yang akan melahirkan, organ dan onderdil-onderdil dari fungsi reproduksi bisa terhambat atau gagal beroperasi disebabkan oleh gangguan-gangguan psikogen sebab bisa mengganggu proses rangsangan-rangsangan saraf yang menstimulin bekerjanya organ tadi.  Kelancaran sangat bergantung pada interaksi yang harmonis dari rangsangan-rangsangan saraf-saraf yang antogonistis atau berfungsi secara bertentangan itu.  Dampak kerjasamanya diatur secara otomatis yaitu proses yang terlampau cepat atau terlalu terburu-buru.  Secara otomatis akan mendapatkan perlawanan dari rangsangan-rangsangan saraf yang inhibitif menghambat.  Sebaliknya jika proses terlalu lambat.  Peristiwa ini secara otomatis akan didorong oleh rangsangan-rangsangan saraf yang bertugas untuk mempercepat atau memacunya.  Terdapat anogonisme diantara tendens-tendens psikis dan impuls-impuls, emosional, sistem saraf yang berotonomi yang memberikan petunjuk, pengarahan pada proses fisiologi dari kelahiran dan kehidupan psikis yang tidak disadari, kedua-duanya sangat bergantung pada kemauan sadar.  Fungsi sistem saraf yang berotonomi bisa diubah oleh obat-obatan sedang kehidupan psikis yang tidak disadari atau ada dibawah sadar, bisa dipengaruhi sedikit atau banyak oleh kesadaran wanita tadi.  Maka diantara kehidupan kesadaran dan kehidupan ketidak sadaran itu terjadi baik interelasi langsung maupun interelasi tidak langsung. (Kartini Kartono, 1986).
5.      Penolong
Penolong disini dokter, bidan yang mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya dan melihat apakah semua persiapan untuk persalinan sudah dilakukan, memberikan obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk Ibu maupun janin (Wikjosastro, Hanifa 1999. 1992)

2.1.3 Pengertian bayi berat lahir rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat kelahirannya (Depkes:manajemen,materi inti 1).

Bayi Baru Lahir Rendah  merupakan :
1.      Bayi kurang Bulan (BKB) atau prematur  adalah bayi yang dilahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan. Bayi prematur  tidak siap hidup di luar rahim dan mengalami kesulitan ber nafas, mengisap, melawan infeksi dan tetap hangat.
2.      Bayi Kecil untuk Masa kehamilan (KMK) adalah Bayi yang tidak tumbuh dengan baik dalam rahim selama masa kehamilan. Bayi KMK  biasanya cukup bulan kelahirannya dan terkadang dapat bernafas dan mengisap dengan baik.
Pada dasarnya bayi baru lahir rendah disebabkan oleh berbagia faktor yang kompleks dan sulit untuk dicegah kemunculannya. Dengan ibu hamil yang sehat, bergizi baik, maka frekuensi bayi baru lahir rendah akan turun. Untuk menurunkan jumlah baru lahir rendah dalam suatu masyarakat maka setiap ibu hamil perlu didukung untuk mendapatkan asuhan kehamilan yang baik.
Bayi Baru Lahir Rendah merupakan sebab utama kematian neonatal, di Indonesia BBLR merupakan pangkal masalah neonatal lainnya, oleh karena rentan terhadap masalah yang mendapat menyebabkan kematian neonatal yaitu :
1.      Asphyxia
2.      Infeksi
3.      Hipotermi
Dengan demikian BBLR perlu dicegah dengan berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan selama dalam kandungan sebelum kehamilan.
GAMBARAN FISIK BAYI KURANG BULAN ( BKB )
Berat
§         Kurang dari 2500 gram
§         Beberapa bayi kurang bulan berat badannya bisa lebih dari 2500 gram
Kulit
§         Tipis dan terlihat pembuluh darahnya karena sedikitnya lemak dibawah kulit
§         Tertutupi lapisan putih yang tebal yang mengandung minyak ( vernix ) pada saat lahir.
§         Tertutupi rambut halus ( lanugo ) disekujur tubuh 
Kepala
§         Relatif lebih besar ketika dibandingkan dengan ukuran tubuh
§         Sutura dan fontanella lebar
§         Telinga masih dalam keadaan tulang rawan / masih muda sebelum 25 minggu, telinga terlipat dan tidak bisa kembali dengan segera ke bentuk awal. 
Dada
§         Tidak ada jaringan payudara sebelum 34 minggu kehamilan  
Refleks isap 
§         Lemah atau bahkan tidak ada
Kaki / lengan
§         Mungkin terlukai
§         Kaki umumnya lurus ( ektensi ) atau sedikit menekuk ( fleksi )
§         Lengan kadang menekuk ( fleksi ) atau bhakan lurus (Ekstensi )
Kaki
§         1/3 bagian atas kaki berlipat - lipat  
Alat kelamin
§         Kecil
§         Permpuan : labia majora  tidak menutupi labia minora
§         Laki – laki : testis turun kadalam skrotum, todak ada atau ada sedikit lipatan pada skrotum


GAMBARAN FISIK BAYI KECIL MASA KEHAMILAN ( KMK )
Berat
§         Kurang dari 2500 gram
Kulit

§         Sedikitnya lemak dibawah kulit
§         Kering dan pecah – pecah
Kepala
§         Lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang kecil
§         Telinganya masih dalam bentuk tulang  rawan atau masih muda dan kembali ke bentuk normal ketika dilipat
§         Tanda Mata biasanya terbuka lebar
Dada
§         Jaringan payudara terlihat
Refleks isap
§         Pada umumnya kuat, terkadang berlebihan / melampaui batas
Kaki / lengan
§         Kurus, biasanya menekuk
§         Gerakan aktif, siap, terlihat terlalu aktif / siap pada ukuran yang kecil
Kaki
§         Kulit pada telapak kaki berlipat – lipat
Alat kelamin
§         Perempuan : labia minora tertutup labia mayora
§         Laki – laki : testis dalam skrotum, banyak kerutan pada skrotum

2.1.3.1 Tanda kematangan BBLR
Umur gestasi BBL dapat diprakirakan dengan pengamatan dan pemeriksaan keadaan umum bayi pada ciri – ciri fisik berikut ini :
Ciri – ciri
Sangat prematur
Prematur
Normal
Lanugo
Tidak ada
banyak
Pada umumnya tidak ada ( gundul )
Lipatan pada telapak kaki
Tidak ada
Sedikit lipatan dekat ujung jarinya
Lipatan diseluruh telapak kaki
Kelamin
Skrotum kosong, testis tidak turun/berada dibawah
Labia minora menonjol
Ada sedikit lipatan pada skrotum, testis berada tinggi disaluran
Labia minora sejajar dengan Labia majora
Terdapat banyak lipatan pada skrotum, testis berada pada skrotum,
Labia minora menutupi Labia majora
Payudara
Tenggelam datar sejajar areola
Puting, sedikit atau tidak ada jaringan payudara
Jaringan payudara berdiameter >10 mm
Telinga
Pinna datar halus tanpa kerutan
Elastis dan pinna datar
Bagian tepi berupa tulang rawan, tidak ada kerutan
Kulit perut
Kulit tipis, terlihat pembuluh darah
Kulit tipis, terlihat sedikit pembuluh darah
Kult tebal, kering berkerut, pecah – pecah, atau terkelupas
Bentuk tubuh
Tungkai lengan, dan anggota tubuh lainnnya lurus
Bentuk tubuh seperti katak
Seluruhnya menekuk

2.1.3.2  FAKTOR PENYEBAB DAN PENCEGAHAN
1.      FAKTOR IBU
PENYEBAB
PENCEGAHAN
Ibu hamil :
1.      Terlalu muda atau terlalu tua : Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2.      Terlalu Rapat : Jarak kehamilan kurang dari
3 tahun.
Konseling KB :
1.      Hamil dan melahirkan antara usia 20-35 tahun.
2.      Jarak antara kehamil-an sedikitnya 3 tahun.
3.      Memakai metode
kontrasepsi.
Ibu dengan riwayat :
1.      Pernah mempunyai BBLR
2.      Bekerja berat atau lama dan kurang istirahat.
3.      Sangat miskin
4.      Kurang gizi, BB ibu kurang.
5.      Perokok, pengguna narkoba, minuman beralkohol.
6.      Stres, korban kekerasan.
Kepedulian dan dukungan keluarga & istirahmasyarakat kepada ibu hamil:
1.      Cukup makan
beragam
2.      Ibu perlu istirahat.
3.      Asuhan kehamilan.
4.      Akses ketempat
pelayanan.
5.      Melindungi ibu dan memenuhi kebutuhan ibu hamil.
6.      Tidak merokok,
memakai narkoba,minum alkohol
Ibu hamil dengan masalah :
1.      Anemia berat
2.      Pre Eklamsia / hipertensi
3.      Infeksi selama kehamilan : infeksi kandung kemih dan ginjal, hepatitis, IMS,Hiv/AIDS,malaria,TORCH
4.      Kehamilan ganda (2 atau lebih)
Mengajari ibi dan keluarga untuk :
1.      Mengenali tanda-tanda bahaya selama  kehamilan
2.      Mendapatkan pengobatan terhadap masalh-masalah selama kehamilan.
3.      Merujuk ke dokter kandungan.     






2.FAKTOR PLASENTA
Kondisi plasenta
1.      Insufisiensi plasenta
2.      Plasenta previa
3.      Infiltrasi plasenta oleh parasit malaria
4.      Infark
5.      Abruptio plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya)
6.      Pertukaran darah antara anak kembar (pada kembar 1 telur)
Deteksi dan Rujukan Kasus
1.      Deteksi kasus
2.      Rujukan kasus
3.      Tindakan lanjut

3.      FAKTOR BAYI
Bayi dengan masalah selama dalam kandungan
1.      Kelainan kromosom dan cacat bawaan
2.      Infeksi pada janin yang kronis
Anjurkan kepada ibu hamil
1.      Tidak minum obat selain yang dianjurkan petugas
2.      Mengenali tanda bahaya kehamilan dan BBL
3.      Minta pertolongan bila ada tanda  bahaya.

Permasalah BBLR bukanlah semata masalah klinis medis, melainkan lebih luas lagi oleh karena berkaitan dengan masalah sosial ekonomi dan budaya yang sudah berurat-berakar dalam masyarakat. Dengan demikian permasalah ini tidak dapat ditangani sendiri, melainkan harus kerjasama lintas sektoral dengan sektor yang berwenang dalam menanggulanginya.
Sekalipun upaya pencegahan sudah dilakukan, namun pada kenyataannya masih  banyak bayi yang lahir dengan berat lahir rendah. Penanganan BBLR  menjadi lebih penting untuk menyelamatkan BBL melalui Asuhan Khusus yang diberikan pada :
1.      Jam pertama
2.      Hari pertama
3.      Minggu pertama
4.      Bulan pertama
2.1.3.3 Asuhan BBLR
Asuhan Bayi Berat Lahir Rendah merupakn asuhan khusus yang diberikan kepada bayi berat lahir rendah :
·        Jam pertama
·        Hari pertama
·        Minggu pertama
·        Bulan pertama

2.1.3.4 Prinsif Asuhan BBLR :
Pada paket asuhan dasar, telah dipelajari prinsif asuhan bayi baru lahir. Prinsip itu berlaku pula bagi BBLR.Pemberian Asuhan BBLR pada jam pertama berpedoman pada prinsip dasar  yaitu ditunjukan untuk :
·        Pencegahan Hipoksia dan Penanganan Asfiksia
BBLR bisa kurang bulan, cukup bulan atau lebih bulan, Semuanya berdampak pada peroses adaptasi pernapasan waktu lahir sehingga mengalami Asfiksia. Asfiksia merupakan sebab utama kematian pada BBLR.
Gangguan napas yang sering terjadi pada BBLR kurang bulan adalah  penyakit membran hialin. Sedangkan pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium.BBLR yang mengalami gangguan rujuk kesasaran rujukan.
Penting  sekali untuk melakukan penilaian sebelum kalahiran melalui anamnesa dan pemeriksaan kehamilan, apakah bayi cukup bulan. Bayi kurang bulan atau lebih bulan bisa merupakan faktor penyebab  asfiksia lahir.
Jika bayi kurang bulan ( prematur )atau lebih bulan ( postmatur ), sebaiknya kelahirannya ditolong disarana kesehatan seperti RS atau puskesmas PONED.
Jika bayi kurang bulan, perlu segera dilakukan resusitasi BBL setelah lahir, untuk membantu bayi bernapas teratur.

Pada saat kelahiran, perlu dilakukan penilaian :
§         Apakah bayi bernapas spontan dan teratur ?
§         Apakah bayi gerakan aktif dan tonus otot kuat ?
§         Apakah air ketuban bercampur mekonium ?
Jika bayi cukup bulan, bernafas spontan dan teratur, serta tonus otot dan gerakannya kuat, air ketuban jernih diberikan asuhan BBLR sehat.
Jika bayi cukup bulan, tidak bernapas spontan atau bernapas tidak teratur, gerakan dan tonus otot lemah, bayi perlu Resusitasi BBLR .
Jika air ketuban bercampur mekonium , maka diperlukan resusitasi dengan manajemen air ketuban bercampur mekonium.  
2.2. KERANGKA PEMIKIRAN
Karakteristik ibu bersalin  :
1.      Usia ibu
2.      Paritas
3.      Usia kehamilan
4.      Riwayat BBLR sebelumnya
Text Box: Bayi dengan berat badan rendah yang lahir di RSU dr. Slamet Garut                                                                       
                                                                       

     
                        = Diteliti  


= Tidak diteliti
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1.  Rancangan penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu  mengetahui gambaran dari variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini mengunakan pendekatan Cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approcah) (Sugiyono, 2006).
3.2.  Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002). Yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu karakteristik ibu bersalin dengan BBLR meliputi umur ibu, paritas ibu, usia kehamilan dan riwayat BBLR sebelumnya.




\


3.3.  Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat ukur
Cara Ukur
Hasil ukur
 Skala ukur
1
Umur ibu
Lamanya hidup seseorang pada saat dia lahir sampai saat ini dalam satuan tahun

Rekam medik
Observasi
1 = Risti ( < 20 dan    >35 tahun)
0 = Non  risti ( 20 – 35 tahun)
Ordinal
2
Paritas
Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh ibu
Rekam medik
Observasi
0 = primipara ( 1 )
1 =  multipara (2-4)
2 = grande
      multipara (>4)
Ordinal
3
Usia kehamilan
Lamanya ibu dinyatakan hamil sampai melahirkan
Rekam medik
Observasi
0 = prematur
     (<37 minggu)
1 = matur
     (37-42 minggu)
2= Postmatur (>42)
Ordinal
4
Riwayat BBLR sebelumnya
Kejadian melahirkan BBLR sebelum kelahiran sekarang
Rekam medik
Observasi
0 = ada
1 =  tidak ada
Nominal

3.4 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah yang lahir hidup di RSU dr. Slamet Garut pada tahun 2009 yaitu sebanyak 739 orang.
3.5 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Notoatmodjo, 2002).  Dalam penelitian ini, sampel yang akan digunakan adalah simple random sampling yaitu semua populasi mendapatkan kesempatan untuk menjadi sampel, dan teknik pengambilannya secara acak.. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi baru lahir dan dinyatakan BBLR. Untuk pengambilan sampel dari populasi digunakan rumus slovin yaitu sebagai berikut :
Rounded Rectangle: n =


                                      




Keterangan :
n   :  besar sampel     
N  :  jumlah populasi 
d  :  tingkat kekeliruan (5 %)

n  =   =
 =  260 orang.
Dari hasil perhitungan, maka pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 260 orang.
3.6.  Waktu dan Tempat penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2010. Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di RSU dr. Slamet Garut.
3.5.  Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian, maka peneliti menggunakan data sekunder.
3.5.1 Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti (Sonny Sumarsono, 2004). Pada penelitian ini data sekunder digunakan untuk mengidentifikasi pasien (Ibu yang memiliki bayi BBLR) yang telah didiagnosa oleh dokter.
3.6.  Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan akan diolah menggunakan program komputer setelah melalui beberapa tahapan, yaitu :
3.6.1. Editing Data
Proses editing pada penelitian ini adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan yang meliputi penjumlahan, yaitu menghitung banyaknya kesalahan dalam rekam medik yang telah diisi untuk mengetahui apakah sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dan koreksi, yaitu proses membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah atau kurang jelas.
3.6.2. Coding Data
Untuk mempermudah pengolahan semua Sub variabel diberi kode. Pemberian kode dilakukan sesudah  pengumpulan data dilaksanakan. Dalam pengolahan data selanjutnya kode - kode tersebut dikembalikan lagi pada variabel aslinya.
3.6.3. Entry Data
Proses ini merupakan peroses pemindahan data dari rekam medik kedalam program komputer.
3.6.4. Cleaning data
Setelah seluruh data selesai dientry dilakukan cleaning data untuk membersihkan kesalahan pengisian data.

3.7.  Analisis Data
Analisa data dilakukan untuk mengetahui karakteristik digunakan pedoman observasi, dengan penilaian untuk setiap pernyataan ya atau ada diberi nilai 1 (satu) dan pernyataan tidak atau tidak ada diberi nilai 0 (nol). Tiap responden akan memperoleh nilai sesuai pedoman penilaian tersebut kemudian nilai tersebut dipresentasikan dengan menggunakan rumus :
Rounded Rectangle:




Keterangan :
P          :  Presentase
f           :  Frekuensi sample berdasarkan kategori
N         :  Jumlah sampel

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar